Kamis, 03 November 2016

Salah Sangka


Jam - jam tidur sore ini, tapi cuacanya labil ya gengs, kadang hujan, kadang panas, kadang panas disertai hujan. Wew, emang bisa ? Hahaha

Cuaca gerah gini enaknya dibawa renang atau nggak camping ke kutub Utara, jauh amat ? Udah kayak hubungan kamu sama doi aja, jiah baper.

Kebayang nggak panas - panas gini lagi tiduran santai di hawai, sambil minum kelapa muda, menikmati desiran ombak,wah...

Bangun dong jangan kebanyakan mimpi, realitanya kamu lagi di kost, minum air putih sambil menikmati desiran knalpot yang lalu lalang tiada akhir. Hidup memang keras ya, hahaha tapi tetap disyukuri.

Kalian masih ingat nggak kejadian beberapa Minggu yang lalu, dimana ada seorang pria di Tiongkok yang ingin memperbaiki iPhone 7 miliknya , tapi malah diremehkan oleh si penjaga toko karena dia hanya memakai kaos ? Tapi akhirnya pria itu membeli semua iPhone 7 yang ada di toko tersebut dan menghancurkannya.

Atau kejadian di Karawang dimana ada seorang pria juga yang ingin membeli sebuah mobil tapi diremehkan karena hanya memakai celana pendek dan sendal jepit ? Mereka mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan hanya karena penampilan ! Masih ada ya yang kayak gitu ?

Buktinya, masih banyak kok diantara kita yang menilai seseorang dari penampilannya. Iya, sikap dinilai dari luarnya !
Ini jaman udah modern lo gengs, tapi pola pikirnya masih kayak jaman penjajahan. Sekarang ini, banyak diantara mereka yang berduit, tapi penampilannya sederhana. Tapi banyak juga diantara mereka yang hanya mengejar gengsi agar terlihat kaya.
Rumit kalau yang satu ini.

Berbicara soal penampilan, berarti kita berbicara mengenai hak dan kebebasan seseorang. Menjadi hak kita ingin berpenampilan seperti apa, tetapi harus tetap terlihat sopan dan tidak berlebihan.
Takutnya orang menilai salah mengenai diri kita, karena kemampuan manusia itu terbatas, hanya bisa menilai dari luarnya. Ini yang menimbulkan salah sangka, terlihat buruk padahal baik, atau terlihat baik tapi munafik. Parahnya, kalau sudah menimbulkan fitnah dimana - mana.

Segala sesuatu yang baru kita temui, jika orang berarti yang baru kita kenal, jangan pernah melihat hanya dari penampilannya. Contohnya, lagi jajan ni di toko, " Yang ini kayaknya enak deh, rasa durian terus bungkusnya bagus ya ? ", Akhirnya jadi dibeli dan dibawa pulang, sambil jalan udah ngiler betapa enaknya...

Sampai dirumah, dibuka dan wow baunya harum, slup masuk mulut..

Emnt emang enak rasanya duriannya itu lho ada campuran rasa kedondong, salak sama semangka, hahaha nggak jelas rasanya.

Itu contoh kecil aja ya teman, contoh lainnya bisa kita amati sendiri kok di kehidupan sehari-hari. Islam sendiri menjelaskan bahwa berprasangka itu ada dua macamnya yaitu, baik dan buruk.

Berprasangka baik, berarti husnudzon ini adalah sikap yang disukai Allah. Sedangkan kebalikannya adalah suudzon, yang berarti tidak disukai oleh Allah. Berprasangka buruk terhadap perilaku seseorang lewat penampilan itu bisa dikategorikan sebagai suudzon, karena kita hanya bisa menilai tanpa disertai kebenarannya.

Lalu, bagaimana firman Allah mengenai berprasangka ? Ini dia..

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka(kecurigaan), karena sebagian dari berprasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Qs Al Hujurat : 12)

Kalau sudah sampai tingkat menggunjing, maka ini ibarat memakan daging saudara kita yang sudah meninggal. Nauzubillah. Udah lah buat apa mikir penampilan orang, toh nggak ada gunanya juga buat kita. Lebih baiknya banyak bersosialisasi dengan orang biar tambah teman, dan tambah pergaulan yang positif.

Mari kita menyibukkan diri dengan hal - hal yang lebih bermanfaat, memandang orang bukan dari penampilan, dan bisa saling menjalin silaturahmi untuk menambah pengalaman hidup. Bisa jadi mereka yang terlihat buruk penampilannya, lebih baik daripada kita, dan lebih baik juga di mata Allah.  Jangan pernah memberikan kesimpulan kalau kita belum tahu cerita aslinya.

Yang harus kita ingat bahwa setiap orang memiliki hak dan biarkan mereka memakai haknya, asalkan itu semua diikuti kewajiban sebagai seorang hamba.

Selasa, 01 November 2016

Kok ngomongnya gitu ?


Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari,  kalian udah nyampe mana teman ? London kah atau masih nyari bensin di Sukabumi ? Hahaha. Kalo aku sih masih disini, menikmati sunyinya malam sambil update berita terbaru di sosial media. Udah paling enak deh kayaknya, bayangin aja sambil tiduran baca - baca berita, kurang kopi sama cemilan aja nih biar bisa buat status " Surga Dunia". Hahaha

Jadi ceritanya aku baru pulang kerja nih, sekitar beberapa jam dan puluhan menit yang lalu. Dari hotel udah mulai mikir pengin buat tulisan tapi topik yang menarik kira - kira apa ya ? Sambil mikir, tangan ikut kerja, nggak tahu nya berhenti di beberapa tulisan mengenai penghinaan terhadap agama. Ngeri juga ya, kok berani sih ngomong kayak gitu ?

Sampai di kost, pencarian terus berlanjut hingga detik ini. Aku bahas topik ini sesuai pendapatku ya gengs, kalau kalian punya pendapat lain, itu adalah hak kalian sebagai umat beragama dan bernegara.Karena warga negara Indonesia memang bebas mengutarakan pendapat.

So, aku kasih judul topik ini...



Kita semua adalah bagian dari Indonesia, yang terdiri dari banyak suku, adat, budaya dan yang pasti agama. Dari semua keberagaman tersebut dapat disatukan menjadi satu yakni bangsa Indonesia. Walaupun kita semua memiliki banyak perbedaan, tetapi dunia Internasional meyakini kita sebagai bangsa yang besar dan bermartabat. Keren ya ?
Akan tetapi, banyak juga polemik dari dalam maupun luar yang terkadang menyulut kita sebagai warga negara untuk saling menyudutkan hingga menyalahkan.

Polemik itu biasanya seputar budaya, konflik antar negara hingga agama. Salah satunya yang mau aku bahas adalah polemik mengenai agama, yang sedang menjadi perbincangan banyak orang akhir - akhir ini.

Kalian sudah pada denger dong soal penghinaan ayat Al Qur'an oleh salah satu orang ternama di Ibu Kota kita ? Benar sekali, Al Maidah ayat 51, kalau ada yang belum tahu, aku kasih nih ayatnya, let's check..

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Jadi beliau berpendapat bahwa banyak dari warga yang dibohongi oleh isi ayat tersebut, sesuai isi pidatonya di salah satu daerah di Ibu Kota, Astagfirullah.

Mungkin banyak diantara kita yang kaget mendengarnya, salah satunya aku. Beliau sebenarnya adalah pemimpin yang tegas dan bijaksana, bisa dibilang gaya kemimpinan nya penuh dengan kontroversi, tapi tidak memungkiri juga bahwasanya wajah Ibu Kota kita juga sudah berbenah.

Akan tetapi, apakah itu adalah sikap seorang calon pemimpin ? Bahkan sikap seorang pemimpin ?(Karena beliau petahana).

Bukan !!!
Itu bukan sikap seorang pemimpin yang baik, yang pantas dijadikan contoh, apalagi pantas didengar. Mungkin beliau bisa berpendapat sesuka hati tanpa bisa memikirkan resiko yang didapat setelahnya, tapi kita yang mendengar pendapatnya tidak sesuka itu. Itulah yang biasa kita sebut mulutmu harimaumu.

Setelah salah, lalu dengan mudahnya meminta maaf ?

Islam tidak serendah itu ya teman, Islam selalu menolerir kesalahan yang dianggap wajar, bukan kesalahan besar apalagi sampai mengolok - olok firman Allah. Ini sudah termasuk dalam kategori tindakan kesalahan besar dalam agama Islam.

Mari kita lihat firman Allah,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚقُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (Qs At Taubah : 65)

Allah selalu memperingatkan agar kita selalu berhati - hati dalam mengambil tindakan maupun ucapan. Karena bisa saja dengan tindakan maupun ucapan yang kita lontarkan, bisa membawa kita kepada akhir yang tidak menyenangkan.

Kita sebagai manusia mungkin bisa saja memaafkan kesalahan yang beliau lakukan terhadap agama kita, lantas bagaimana dengan Allah ?

Berikut firman Allah dalam lanjutan surat At Taubah ayat 66,

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚإِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa." (Qs At Taubah : 66)

Semua ini harusnya menjadi sebuah pengalaman hidup bagi kita semua. Bahwa sebelum melakukan segala sesuatu ataupun mengucapkan sesuatu kita harus berfikir terlebih dahulu apakah itu pantas untuk diucapkan, baik di mata Allah maupun manusia. Jangan sampai hanya karena ucapan sepele yang dilontarkan oleh lidah kita, bisa mengantarkan kita dalam panasnya api neraka. Nauzubillah

Menurut pendapat ku ya gengs, buat apa kita harus saling serbu sana - sini, saling menjatuhkan, dan saling menyudutkan. Kita adalah umat Islam yang harusnya saling mengayomi antara Muslim satu dengan lainnya, bukan malah saling serang.

Biarkan mereka yang berwenang bertindak sesuai hukum yang berlaku, karena segala sesuatu yang terlihat baik dan benar di mata kita, belum tentu baik dan benar di mata Allah.

Baiknya kita kembalikan saja semua ini kepada Allah, Dia yang Maha Mengetahui dan Maha Mengatur segalanya, apakah balasan yang setimpal atas segala sesuatu yang dilakukan oleh beliau.  Semoga saja Allah mengampuni dosa kita semua, karena memang Allah ialah Sang Maha Pengampun.